Opening Act: Sashimi – the funk and punk
"No time to search the world around.
Cause you know where I'll be found!"
Norwegian salmon yang oranye di sisi lain dengan lembut membelai lidah tanpa perlu jadi kemayu dan mendayu-dayu. Bagaikan karya Oasis, potongan salmon berlemak ini berbisik:
"Cause after all.. you're my wonderwall.."
Opening-act meriah ini dipuncaki oleh band anak muda besutan Disney: The Jonas Brother. Potongan kekar swordfish sashimi menawarkan kesegaran yang bersih. Ada tekstur renyah yang sukar dicari tandingannya, mirip dengan musik pop-rock The Jonas Brother. Dan seperti band idola abg amrik ini, swordfish sashimi bisa jadi "the next big thing" buat penggemarnya.
Pick The Tempo: It's Classic Heavy Metal
"It's got what it takes, so tell me why can't this be love?
Straight from the heart,
oh tell me why can't this be love?"
Unagi sushi yang manis tapi gurih mengingatkan saya pada sensasi musik-musik Bon Jovi. Tidak terlalu dalam, tapi selalu kena di hati. Rasanya Andreas, Rama dan Reyna, teman semeja saya malam itu sepakat. Kesederhanaan lirik khas Jon Bon Jovi dan tarikan gitar Richie Sambora seolah tercetak jelas pada potongan unagi sushi. Bukan tipe "I'll Be There For You" atau "Bed of Roses", tapi sensasi tebal dan sedikit gagah seperti pada "Livin on a Prayer" dan "Something for the Pain":
"Give me something for the pain.
Give me something I can use.
To get me through the night.
Make me feel all right, something like you."
Yeaaahhh…
Yang agak overkill ternyata adalah swordfish sushi. Tekstur renyah potongan swordfish nggak masuk sempurna dengan lengket dan chewy-nya gumpalan nasi. Mereka asyik jalan sendiri-sendiri. Dan begitulah saya menikmatinya. Hey, Yngwie Malmsteen dan Joe Satriani pun lebih enak dinikmati terpisah kan?
Fusion Sushi Roll: Break time
Entah kenapa sesi ini terasa agak panjang dan kurang berkesan. Mungkin karena komposisi yang ditampilkan mirip dengan apa yang ada di pasaran. Salmon berguyur mayo dan unagi membalut daging kepiting soka. Ada rasa orisinil yang mengambang tapi terbungkus aksesoris yang berlebihan. Ingat band-band rock 2000-an, seperti Creed, Vertical Horizon, Dashboard Confessional sampai Linkin' Park. Enak sih, tapi nggak sampe nancep di hati.
Sweet Child O' Mine: Gunkan Sushi
Rocks On!: Sishamo
Lapisan rasa demi rasa, dibalik kesederhanaan tersimpan sebuah misteri kerumitan yang luar biasa. Dan semuanya datang dalam paket kecil. Ikan Sishamo habis dalam beberapa kunyahan, bahkan sebelum semua rasa berhasil dicerna oleh pikiran yang belum dalam ini.
Ah, terngiang komposisi dari sebuah group besar asal Irlandia besutan mas Bono, the Edge, Larry Mullen dan Adam Clayton:
"It's alright...it's alright...it's alright.
She moves in mysterious ways.
It's alright...it's alright...it's alright.
She moves in mysterious ways".
Dan sishamo menyisakan misteri yang bisa jadi alasan untuk kembali ke Umaku besok-besok..
Encore: Udon
Energi terisi dan perjalanan kembali dari Cibubur ke rumah (melintasi Bekasi, Depok, Jakarta Timur, Jakarta Selatan lalu Serpong; 5 kota di 3 propinsi bo'...) dipenuhi berbagai kata untuk menyusun review Kumpulsutra yang mungkin terakhir di tahun ini.
Wah, sudah mau tahun depan lagi.. Mengingat obrolan santai, keceriaan dan kehangatan keluarga JS-ku, saya tiba-tiba teringat pada the legendary Bob Marley:
"Everything's gonna be alright.. everything's gonna be alright.."
Begitu katanya..