Tuesday, March 1, 2005

BandrExperience

Review by one of the best.. Qumay

Temen-temen..
Baru dapet kiriman Bandrek Abah ex Ciwidey (bandrek konsentrat) 2
botol nih. Ga akan abis kalo diminum sendiri. Botolnya segede botol
sirup marjan dan pemakaian kira-kira 2 sendok makan per gelas.
Ada yang berminat? atau mau diseduh rame-rame? enak begitu aja,
apalagi dicampur susu kental manis. Rasanya nendang pisan lah..
dijamin :)
Di botolnya aja ada tulisannya "Sepesial". Buat bikin badan anget,
ngilangin masuk angin, pegel-pegel, pilek dan lain-lain..
Mau? Kapan? Dimana? (terbayang ngebandrek ditengah terjangan angin
dingin nan kencang di sebuah warung nasi di seberang dananu..).

Wass
irvan


Begitulah bunyinya imel dari IHH kepada kami anggota dunia persilatan JS dari perguruan ketoprak dangdut. Akhirnya setelah berbalas pantun sekian kali, teman-teman memutuskan kita akan mengadakan "bandrexperience" pada hari minggu (kuturut ayah ke kota :P) siang menjelang sore setelah acara sahabat museum di monas di-klaar-kan.

Tempatnya? Berhubung yang punya bandrex sudah membayangkan diterjang angin dingin di sebuah warung nasi di seberang danau, maka ya kita manut saja, apalagi saya, dengan senang hati wong gak usah pergi jauh-jauh :))

Sekitar jam 14an para peserta mulai berdatangan, hehe… hahaha… serasa, gak mau kalah sama kelas wine-experience aja :P padahal kita cuma berlima.
Memang, yang confirm datang kami ber5. Lisa pamit karena hari ini mo ujian skripsi (good luck ya neng!), Grace harus menjemput om nya, Captain ada acara mantenan, yang lainnya tidak memberi kabar. Jadi peserta siang itu adalah: saya yang ketempatan, irvan yang punya bandrek, dila bondan yang bukan cucunya pak BW, Tipoy yang moderator, dan lidia tanod yang camat cinere (harus dengan ijin beliau, kalau tidak bisa dibredel acara kemarin :P). later bergabung juga mamel & uda.

Irvan menghampiri saya yang menyambutnya dengan tersenyum lebar dan ramah (saya memang grapyak, semanak tur grayak). Ditangannya ada sebuah botol yang kemudian dipresentasikan kepada saya dengan posisi agak direbahkan dengan merk nya di depan, agar terbaca oleh saya, persis cara orang mempresentasikan wine sebelum dibuka. Hehe… tidak salah kan kalau kami menamakan forum kemarin dengan "bandrexperience" :P
Botol tersebut bacaannya begini: "SEPESIAL".

M: Van, minumnya boleh pakai gelas apa aja, atau ada gelas khusus yang harus dipakai supaya "aroma dan rasanya" lebih yahoo (pinjam istilah om john gunawan), Hehe… yang ikut kelas wine siapa yang tergila-gila siapa :P).
I: anything,
langsung saya mengeluarkan gelas apa aja yang saya punya.
M: Pertanyaan kedua, diseduh dengan air panas, apakah air panas dari dispenser cukup atau harus air mendidih?
I: air mendidih
Langsung lari merebus air untuk kira-kira 3 gelas

Pas mau tuang-tuang, irvan memandang saya dengan memelas: boleh makan dulu gak? Huahuahaha… ternyata mereka belum pada makan siang!
Langsung terjadi pesan memesan makanan. Saya sudah makan, jadi sebenarnya boleh langsung mbandrek, tapi kasihan yang lain. Irvan & Titin memesan paket nasi uduk komplit sedangkan Dila memesan sepiring rujak cingur.

Saya tidak memiliki pengetahuan tentang "bandrek & food pairing" maka saya serahkan kepada rekan-rekan yang kemarin makan, apa rasanya setelah makan rujak cingur terus minum bandrek? Apakah jejak rasa petisnya menjadi lebih gurih? Atau rasa udang di petis jadi lebih keluar? Atau yang makan nasi uduk kemudian mbandrek, apakah rasa gurih santan menjadi lebih gurih lagi atau gimana? Haiyyyah… apa sih?

Irvan menuangkan dosis konsentrat bandrek ke dalam 3 gelas, gelas saya, lidia & dila. Titin tidak mau. Ah nona menado ini, mana kenal sama bandrek :P, mungkin dia tahu bandrek tidak bisa di pairing dengan makanan menado, jadi tak kenallah dia maka tak suka pulalah dia.

Air mendidih dituang, aduk-aduk dengan sendok dan diseruput pelan2. saking panasnya maka saya minum dengan "menyendoki" (duh bahasanya). Seruputan pertama lebih berasa panasnya air mendidih, hehe… tunggu sebentar kalau begitu. seruput lagi, hem… manis, kurang pedes. Tapi… tunggu dulu… sssssss si bandrek mengalir ke dalam perut. Sssss… anget euy. Seruput kedua… nah ini dia yang dicari: pedes panas anget campur jadi satu dari mulut turun ke leher sampai ke perut. Jejak hangatnya stay cukup lama.
Tidak kalah dengan wine, saya juga membaui gelas saya, meskipun tidak saya puter-puter swirling (bukan apa-apa, cuma berat, wong gelase gede, gelas warung:)). Dari baunya saya menemukan jejak gula jawa (soalnya warnanya coklat pekat :P) & jahe yang kuat. Sebenernya kedua komponen ini ada di tulisan di botolnya, saya cuma mengulang,
hahaha... Setelah menyeruput saya baru menyetujui ingredient nomer tiga yang juga disebut di botol yaitu: merica. Jejak pedas di tenggorokan yang tinggal cukup lama saya rasa berasal dari sini. Bagi saya Jahe pedesnya kurang nendang dan stay tidak lama di tenggorokan, meskipun di perut tetep hangat. Selain itu saya juga menemukan jejak sereh (lemon grass) dan sedikit pala. Dua bahan terakhir tidak disebutkan di botolnya.

Sebetulnya banyak cara lain untuk menikmati bandrek selain hanya diseduh dengan air mendidih. Boleh diminum dengan susu, ditambahi irisan kelapa yang ½ tua atau dicocol roti tawar (ini kegemaran dila).

Pas enak-enak mbandrek sambil "jigang" (tapi tanpa rokok klobot, berhubung kami bukan perokok), hujan gede deres turun dengan disertai angin kencang. Duh… memang enak sih dingin2 mbandrek, paaaaassss banget. Tapi kasihan teman-teman, badannya jadi kecipratan air karena tempat saya yang dirancang semi outdoor memang kurang bersahabat dengan hujan & angin.

Irvan meninggalkan 2 botol bandrek nya pada kami, saya & lidia. Tadi malam saya mencobanya dengan menambah susu low fat ke dalam gelas saya, rasanya? Saya lebih suka versi original: hanya bandrek & air mendidih.

No comments: