Tuesday, September 23, 2008

Kopi Luwak.. Hahahaha!

Hari ini (31 Agustus 2008), saya dan beberapa teman milis JS mendapat sesuatu yang luar biasa dari Mas AdiWT, si Peminum Kopi. Sesuatu itu bentuknya adalah selembar kertas, tak lebih dari setengah kertas A4. Sertifikat tanah? Sayangnya bukan.. tapi ini nggak kalah berharganya. Ini adalah sertifikat kecil bertuliskan "SAYA PERNAH MINUM KOPI LUWAK" lengkap dengan identitas kopi luwaknya, nomer sertifikat keaslian kopi luwak yang diterbitkan oleh Puslit Kopi dan Kakao Indonesia (no 146/AO-ICCRI/VIII/2008) dan jenis kopi luwak yang saya minum. Ya, kopi
luwak juga ada jenis=jenisnya lho..

Sertifikat ini saya dapat setelah acara seru Coffee Mythbusting yang diotaki oleh Mas Adi, setelah beliau mendapat stok kopi luwak dengan jumlah yang cukup. Acaranya Sabtu pagi tadi, jam 10 di Bakoel Koffie Cikini.

Pagi-pagi, Adi dan Jeng Mia sudah menjejer 3 gelas kosong lengkap dengan marking A, B, C. Setelah peserta dateng (beberapa teman baru.. senangnya..) dan kumplit, Adi mulai mengisi bubuk kopi ke gelas-gelas kosong tersebut. Sialan.. bahkan saya, yang biasanya dapat bocoran sehingga bisa belaga sok tahu, kali ini nggak dapet info apa isi gelas A, B dan C itu. Pokoknya, yang satu berisi kopi luwak liar (asli luwak hutan) dari Lintong, satu berisi kopi luwak Arabika ternakan dari Andungsari Jember dan satu lagi kopi Mandailing Grade 1 Ekspor.

Sniff..sniff.. idung berusaha mencari jejak-jejak sang luwak diantara kopi-kopi bubuk ini. Air panas dituangkan dan merebaklah aroma sedap ke seantero ruangan. Endus.. enduss.. tetep kok nggak ketemu ya bau-bau si luwak ini. Wah, jangan-jangan ditipu Adi nih.. kopi kiloan pasar dibilang kopi luwak.. Tapi, karena saya tau Adi dulunya Pramuka (baca: bertanggungjawab dan dapat dipercaya, hemat cermat dan bersahaja...) maka kok rasanya nggak mungkin Adi bohong..

Aroma kopi di gelas A mengingatkan saya pada nangka mateng yang harum dan manis. Ada bau getah dan tanah di situ. Paduannya agak berantakan tak beraturan. Hirupan pertama menghasilkan body tipis dengan acidity yang sedang-sedang saja. Ada rasa buah-buahan tipiiiisss banget, dan aftertaste-nya nyureng di tenggorokan. Finishnya rada panjang dan sedikit lingering. Kesimpulannya: Ga doyan!

Aroma kopi di gelas B lebih segar. Meskipun crema hasil tubrukannya nggak segenjreng kopi A dan C. Aromanya fruity dan floral, bodynya rada mantep, dibandingin yang pertama. Acidity-nya juga sedang-sedang saja (ini kopi apa lagunya Veti Vera sih..). Yang menyenangkan adalah rasa fruity yang bulat mantap terasa di tiap tegukan, matching sama aromanya. Finishnya juga bersih dan pas. Kesimpulan: Doyan nih.. kalo ada secangkir lagi, boleh..

Aroma kopi di gelas C tercium rada earthy, dengan sedikit aroma coklat item. Crema-nya paling cihuy. Begitu diseruput, terasa bodynya yang tipis tapi seksi, dengan acidity yang melonjak-lonjak.. dziiinggg.. terasa di langit-langit mulut. Pertama sih lucu.. lama-lama kok nyebelin ya.. Serasa nonton film komedi Indonesia.. Rasa coklat yang diduga muncul bareng sama aromanya ternyata dateng tuipiiiissss banget. Nyaris nggak kerasa diantara acidity yang terlalu riang gembira ini. Finishnya rada panjang, dengan tone manis di aftertaste. Kesimpuannya: Hmm, bukan favorit, tapi kalo ada sih nggak nolak..

Dan sodara-sodara, ternyata kopi yang saya paling nggak doyan (Kopi A), itulah kopi luwak liar yang katanya eksotik itu!!!! Harga per kilonya di tingkat eksportir bisa mencapai 1.9 juta perak. Kalo sudah sampai ke negara tujuan ekspor bisa dibandrol sampai 5-8 juta perak. Duh..

Kopi C, yang saya nggak gitu hepi, ternyata adalah (lagi-lagi) kopi luwak!! Kali ini, luwak ternakan di kebun Andungsari. Harga perkilonya nggak semahal kopi A, "cuma" 1.5 juta perkilonya. Lagi.. duh...

Nah.. kopi yang saya doyan banget.. Kopi B itu adalah Mandailing Grade 1 Ekspor. Meskipun ini bukan kopi sembarangan, harganya nggak ada apa-apanya dibanding kopi luwak. Berapa? Cuma 53 rebu perak dowang per kilo!! Duh, selera saya kok sama yang murah meriah gini ya..

Yah, selera memang nggak bisa dipaksain.. kalo nggak doyan, ya nggak doyan aja, biarpun mahal, eksotik dan kondang seantero jagad. Dan kalo doyan, ya doyan ajah.. meskipun itu barang "murah". Apakah selera saya perlu di-upgrade? Nggak ah. Saya cinta kopi Mandailing murah saya
itu..

Soal kopi luwak, saya punya surat resmi yang bilang "SAYA PERNAH MINUM KOPI LUWAK" asli!!! Ente fan kagak funyaaaahhh.. hahahahaaa.... (ketawa kayak penjahat di film-film).

No comments: