Monday, October 22, 2007

Buat Apa Sih Liburan?

Tulisan ini pernah dimuat di Appetite Journey Magazine bulan Juli 2006

Setiap orang mungkin membutuhkan kegiatan yang selintas seperti membuang waktu ini. Kita perlu alasan yang bagus untuk membobol tabungan, lalu membeli tiket, mengurus penginapan, dan akhirnya pulang membawa segambreng oleh-oleh. OK, alasan paling utama orang berlibur adalah untuk rekreasi. Setelah berhari-hari mengerjakan hal-hal rutin, keadaan pikiran dan jiwa Anda mungkin perlu tune-up ulang, atau malah "dilahirkan" kembali… to be re-created.

Tapi tentunya tidak semua orang perlu alasan yang sebegitu dalam untuk pergi liburan. Anda yang punya pekerjaan dengan rutinitas dan tingkat stres yang tidak terlalu tinggi masih dapat refreshing dengan jalan-jalan ke mal, memburu DVD bajakan, atau bermain Playstation seharian. Lalu apakah itu berarti mereka tidak memerlukan liburan? Ya, tetap perlu, hanya saja dengan alasan yang berbeda.

Masih ingat jaman Anda SD dulu, ketika Anda masih menjalankan ritual berlibur ke rumah nenek di desa? Nah, inilah alasan yang lain untuk berlibur, yaitu bersilaturahmi. Target silaturahmi ini dapat berganti setiap tahun, mengingat zaman sekarang tidak banyak lagi nenek yang tinggal di desa karena sudah diboyong ke kota. Mungkin tahun ini adalah saatnya Anda mengunjungi teman lama, tempat tertentu, atau bahkan menyusuri jejak novel kontroversial yang sangat terkenal akhir-akhir ini.

Ngomong-ngomong soal ritual, ternyata cukup banyak orang yang merencanakan liburan hanya untuk mengisi jatah cuti atau hari libur, sekedar memenuhi ‘kewajiban’ mengisi hari yang kosong. Ini tentu kabar gembira bagi rekan-rekan yang bekerja di biro perjalanan karena mereka sudah punya pelanggan tetap setiap sesi liburan tiba. Tapi sebaiknya Anda berhati-hati jika ini adalah alasan Anda berlibur. Jika liburan sudah menjadi bagian dari rutinitas Anda, dengan cara apa lagi Anda bisa melepaskan diri dari rutinitas tersebut?

Seorang sahabat saya punya alasan yang sangat bagus untuk berlibur. Ia ingin menghabiskan sebagian waktunya dengan menjadi traveller. Anthony Bourdain, seorang celebrity chef kondang, pernah membuat suatu quote yang menarik, "Be a traveller, not a tourist". Alasannya sederhana saja, untuk membuka wawasan dan menambah pengalaman. Menjadi traveller berarti terlibat dengan intensif dalam kehidupan di tempat itu, meskipun hanya satu atau dua hari. Ini bedanya dengan turis, yang datang ke tempat wisata untuk menjadi penonton, berfoto, lalu pulang setelah membeli cindera mata. Dengan menjadi traveller, liburan bisa memberikan makna lain yang lebih dalam. Bukan hanya sekadar mencari backdrop eksotik untuk berfoto lalu dipajang di Friendster atau Multiply.

1 comment:

Anonymous said...

Keren juga bisa nemu elo di blogsphere ini :) Kenapa orang butuh liburan? I have my own reason;

http://chibi-alfa.livejournal.com/191567.html

Keep writing dong, tulisan elo makin enak dibaca (apalagi kalau ada hubungannya sama makanan)

alfa
chibi-alfa.livejournal.com