Thursday, January 20, 2005

Arem-arem 101

Kapankah sebuah arem-arem bernama arem-arem dan kapan ia bernama
lontong atau lemper?

Pada jaman dahulu kala, yang saya tahu arem-arem adalah bungkusan
daun pisang berisi mie rebus padet yang dimasak pake santen dan
diisi tumisan wortel dan hati ayam/sapi. Kind of schotel but not
really :) Oleh ibu saya, isiannya sering juga diselipin cabe rawit
utuh ditengahnya, supaya saya nggak kecepetan makannya..

(ps. saya harus makan dengan agak cepat karena arem-arem biasanya
dibuat menjelang arisan ibu-ibu Dharma Wanita, yang sepulangnya dari
rumah saya mereka pada mbungkus pake tisu dengan sangat agresif
sehingga saya nggak kebagian lagi..:)

Lalu kemudian saya tahu juga bahwasannya arem-arem sesungguhnya juga
bisa dibikin dari beras. Bedanya dengan lontong adalah penggunaan
santan dan daun salam pada proses pemasakan nasinya. Pun memasak
nasinya sampai lunak benar..

Ah, terbersit pikir.. kalau Jeng Maia juragan Nasi uduk memasak nasi uduk terlalu
lembek, gelar saja di atas daun pisang, kasih tumisan hati ayam
(atau goreng paru?), gulung, semat dan kukus lalu jual sebagai arem-
arem.. this will be salah satu yang "uediaann maannn"

Lalu bedanya dengan lemper? Ya beda atuh.. lemper mah dari beras
ketan..

Lalu, apa bedanya arem-arem dengan bakcang? Bedanya lemper dengan
bakcang? Bedanya lemper dengan semar mendhem? Bedanya semar mendhem
dengan lontong? Bedanya lontong dengan buras? Bedanya buras
dengan... Hayyyaaahhhh!!!

No comments: